Minggu, 24 Agustus 2014

Masa Lalu



Assalamu’alaikum..

Sebelum nya aku mengucapkan terimakasih kepada para pembaca, karna sekarang pengunjung blog ku ini sudah hampir 200, angka yang sedikit memang jika di bandingkan dengan blog blog terkenal lain nya yang sudah memiliki ribuan atau bahkan sudah banyak yang mencapai jutaan. entah hanya sekedar mengunjungi ataupun membaca tapi aku sudah sangat senang, aku harap para pembaca dan pengunjung blog ku makin meningkat supaya aku bisa terus belajar untuk memperbaiki postingan aku selanjut nya dan jadi semangat untuk posting terus.

Selamat membaca.. ^_^

Ku pandangi terus album kenangan ini beserta foto foto di dalam nya, melihat semua ini seperti meliahat suatu drama yang yang di putar maraton, kejadian beberapa tahun silam, kejadian yang akan selalu abadi dalam memori otak ku, suatu kisah cinta yang terpisah karna kasta.

“Qissi apa kamu jadi kembali ke kesana?” ku dengar suara ayah ku membuyarkan lamunan ku, “ ehh iya yah, Qissi jadi pulang kesana, sudah lama tidak bertemu ibu, Qissi rindu ibu sama adik adik juga” jawab ku, “tapi ayah tidak bisa mengantar Qissi ya nak, karna ayah masih ada urasan bisnis penting yang harus ayah selesaikan, tidak apa kan?” Tanya ayah ku dengan nada sedikit menyesal, “iya yah, Qissi kan sudah besar” Balas ku dengan tertawa kecil.

Sebentar lagi aku akan memutar kembali semua kisah itu tepat di hadapan ku, aku akan bertemu langsung dengan pemeran utama nya.

Aku putuskan pulang karna selain rindu dengan ibu dan adik adik ku, aku juga rindu pada sosok yang pernah mengisi hati ku selama 5 tahun, seperti apa dia sekarang, ku dengar dari teman teman ku di sana, dia akan menikah pada bulan September mendatang, 

Masih aku ingat betul ketika dia menyematkan cincin di jari manis ku, kejadian itu terjadi di bulan Januari, di dekat kandang rusa di sebelah suatu gedung pemerintahan pada saat senja, entah mengapa dia memilih tempat seperti itu, mungkin supaya ketika dia melihat rusa maka akan teringat kepada wajah ku.

Sebelum nya dia pernah berjanji untuk menikahi ku, kejadian itu terjadi setelah satahun kami menjalin cinta, tapi selepas setahun hubungan kami di landa suatu ujian yang sangat berat, orang tua dari kekasih ku itu tidak menyetujui hubungan kami, itu adalah suatu tembok besar yang harus kami lalui, tapi sayang belum sempat kami meluluhkan tembok itu, orang tua ku memutuskan untuk membawa ku pergi dan menjodohkan ku dengan pria lain.

Awal nya kami tidak bisa menerima semua itu, tapi lambat laun keadaan mulai berubah, kami berusaha untuk mempertahan kan hubungan kami hingga 2 tahun kedepan, sebisa mungkin kami nikmati hubungan kami yang akan berakhir dengan pasti, dia berjanji akan selalu memberi kabar kepada ku, tapi aku tak tahu yang membuat dia melupakan janji nya itu, tiba tiba saja aku hilang kontak dengan nya dan sejak saat itu seseorang telah mengisi hati ku, tidak semua ruang di dalam nya tapi hanya sebagian kecil karna sebagian ruang di hati ku yang lain sudah di bawa pergi oleh kekasih ku itu.

“Sayang, aku dengar dari ayah, kamu akan pulang sendirian?” terdengar suara Raka mengagetkan ku, “iya sayang, dua hari lagi berangkat” jawab ku singkat, “ aku antar ya?” Tanya nya, “nggak usah sayang, aku bisa sendiri kok” jawab ku segera menjawab tawaran nya, “ aku nggak bisa biarin kamu pergi sendirian Qissi” dia berkata sambil mengusap rambut ku yang berbalut jilbab, aku hanya menatap nya, seorang pria berbadan tegap dan berotot dengan hidung yang mancung dan mata yang tajam, maklum saja, Raka blasteran Indo-India, jadi dia bisa di bilang pria yang sempurna jika di lihat dari segi fisik, di tambah lagi secara materi atau finansial dia tergolong oranng yang berada, di usia yang masih muda dia pernah mengenyam bangku pendidikan di Mesir tepat nya pada sebbuah universitas terkenal yaitu Al-Azhar.

Dan saat ini dia telah menyelesaikan pendidikan nya sebagai sarjana muda pada pada sebuah universitas terbaik di kota khatulistiwa dengan gelar dokter.
“tapi gimana dengan praktek kamu sayang?” balas ku dengan bimbang, “gak papa sayang, aku bisa libur sebentar demi jagain kamu kok” Raka membela diri agar tetap bisa mengantar ku dan aku putus kan dia bisa ikut bersama ku.
…………………………………..

…………………………………..

Setelah perjalan dari bandara adi sucipto-yogyakarta akhir nya mobil yang kami kendarai sampai pada suatu perbatasan desa dengan sebuah gapura yang masih sama seperti dulu, bisa ku hirup udara yang masih sama seperti dulu pula, namun bukan nya membuat nafas ku menjadi lega tapi udara ini seperti menyesakkan rongga rongga dada ku, keringat dingin terur mengalir dari telapak tangan ku, kurasa kan telapak tangnan Raka semakin erat menggenggam tangan ku, mungkin ia juga mengetahui bagaimana perasaan ku sekarang, karna dia juga mengetahui semuma tentang masa lalu ku bersama mantan kekasih ku itu.
…………………………………

…………………………………

Seperti nya kabar bahwa aku pulang kampung sudah terdengar hingga ke penjuru dusun, apakah dia sudah mendengar kabar itu? Dua hari sudah aku dan Raka menghabiskan waktu di kampung ini, tapi aku belum juga bertemu dengan mantan kekasih ku itu, seperti apa dia sekarang? Apakah masih dengan potongan rambut ala Malaysia nya atau sudah bergaya mandarin ya sekarang? Apa masih sering mengenakan sarung kemana mana?m atau malah sudah berganti mengenakan celana pensil dan kaos Olga? Aku penasaran sekali.
…………………………………

………………………………....

senja kali ini ku habis kan waktu bersama Raka di sebuah bukit kecil di suatu desa yang sering aku kunjungi bersama mantan kekasih ku itu, jalanan nya pun masih sama, masih dengan bebatuan bebatuan kecil yang membuat pengendara motor sering menggerutu saat melewati jalan itu, beda nya kali ini aku datang bersama calon suami ku, Raka, dan yang membedakan pula kami tidak menggendarai motor melain kan mobil Pazerro putih yang harus di parkir di bawah, kami berjalan beriringan, tak lupa Raka selalu menggandeng tangan ku kemana pun kami melangkah, dia bilang takut aku hilang karna jika berjalan aku lah yang selalu tertinggal di belakang karna harus mengurusi high heels yang menancap di tanah dan terkena debu. 

Kami duduk di atas gardu pandang, tempat yang sama pula seperti 4 tahun silam saat Dimas mengecup lembut tangan ku dan menguntai kalimat kaliamat cinta untuk ku, dan ku rasakan tangan halus raka mengusap kepala ku sambil berkata “sayang, aku tak pernah meminta mu untuk melupakan dia, tapi beri aku sedikit ruang pada hati mu,aku rela jika harus bersandingan dengan dia di hati mu”, “kita pulang sekarang ya sayang, hari sudah gelap” ku jawab tanpa mendengarkan kata katanya.
……………………………………

……………………………………
          
“Qissi sayang, itu ada undangan untuk mu” suara ibu mengagetkan ku yang sedang bercanda dengan Raka, “Iyaa buk, sebentar ini abang nggak mau lepasin tangan Qissi” teriak ku sambil terus tertawa, “ sayang, aku mau lihat undangan nya nih, aku gelitik lho kamu nanti!” ancam ku pada Raka, “ya udah sana gak usah bali lagi ya sayang,hehe” canda Raka sambil melempar ku dengan kacang polong, dia memang sering jahil seperti itu, jika aku jauh dari nya bahkan di telfon pun dia sering mengejek ku. Jahil nya itu yang paling aku suka dari nya.

Dan ohh undangan dari siapa ini dengan sampul berwarna ungu keemasan,segera ku buka sampul nya dan astaga bumi yang ku pijak seperti berputar makin lambat, dan kurasakan seperti gempa dengan skala besar sedang terjadi,hati ku seperti di sayat ribuan sembilu, bisa di tebak ini adalah pernikahan “DIMAS DAN AZZIZAH”.
 Seketika aku langsung duduk bersimpuh dan tak sanggup berkata apa pun. Air mata ku sudah tidak dapat mengalir, aku hanya diam dan terus terpaku dengan undangan ini.

“Honey, kamu ngapain sayang,kamu gak marah kan sama aku?” suara Raka ku dengar sayup sayup di antara ribuan suara hati ku yang serasa menggema, seketika ku peluk dengan erat Raka yang berada di hadapan ku,ku hamburkan air mata ku di bahu nya, entah air mata entah ingus ku tumpah kan semua di dekapan nya, belum  selesai ku menangis, ibu ku datang dan aku segera memeluk beliau, aku malah menangis sejadi jadi nya, ku rasakan dada ku menjadi sangat sempit dan penuh dengan air mata, oksigen pun terasa habis untuk ku hirup.

Dengan penuh kasih sayang ibu menasehati ku “ tenang lah nak,engaku dan dia sudah memiliki takdir dengan jalan nya masing masing, lupakan lah dia, cukup jadikan dia pelajaran dalam hidup mu, kamu mish punya Raka, Qissi sayang”, aku coba untuk menenagkan diri ku. Aku coba mengendalikan perasaan ku.
……………………………………

……………………………………

“Qissi sayang, kamu yakin akan datang keacara pernikahan Dimas?” sudah kesekian kali nya raka bertanya kepada ku, “iya honey, aku yakin kok, kamu siap siap gih, kita akan datang berdua” jawab ku mantap, Raka hanya menatap ku.

Ku kenakan terusan berwarna hitam dengan payet emas di sekitas pinggang,aku masih ingat betul dia sangat menyukai warna hitam walau sebenar nya dia juga menyukai semua warna, dia selalu senang melihat ku mengenakan baju terusan di banding celana celana jeans. Tak lupa juga jilbab berwarna emas keberuntungan ku dengan ini aku harap aku bisa beruntung tidak menangis saat mengucapkan selamat kepada nya. Satu lagi yang tidak boleh tertinggal yaitu high heels kesayangan ku untung saja aku membawa nya dan sedikit ku poles wajah ku dengan make up siapa tahu aku malah yang akan mengalahkan kecantikan mempelai wanita nya.

“sayang yuk kita berangkat,kamu sudah siap kan?” Tanya ku pada Raka, “kamu cantik sekali sayang, aku bangga memiliki istri seperti mu” Raka malah memuji ku, “tapi tidak dengan Dimas yang….. sudah lah, ayo sayang” balas ku sambil bergegas masuk ke mobil.
……………………………………………

……………………………………………

Ku lihat sepasang pengantin dengan adat jawa sedang malukukan prosesi suap menyuap, semua mata terpaku pada raja dan ratu sehari itu, aku bergegas mencari tempat duduk di paling dapan agar bisa menyaksikan sepasang pengantin itu.ku tatap sesakma dari ujung kaki mempelai wanita, aku seperti mengenal nya dan ku tatap sekali lagi sosok itu, ku putar kembali memori beberapa tahun silam dan setelah ku ingat betul dia adalah mantan kekasih Dimas sebelum menjalin hubungan dengan ku, dia terlihat semakin jelek dengan gaun berwarna kecoklatan itu, kulit nya yang hitam sedikit coklat dan di bubuhi bedak berwarna putih malah oohh dia terlihat seperti tembok yang baru saja di beri kapur.

Entah Dimas mengingat ku atau tidak, tapi kami terus saja saling bertatapan, aku tahu dia pasti memutar kenangan kenangan saat bersama ku, aku tahu sampai kapan pun kami akan terus terikat dengan masa lalu kami.

_Sekian.

Lupakan lah masa lalu anda jika memang masa lalu itu akan berimbas besar pada masa depan anda, tenggelam pada keadaan dimana anda merasa bahagia pada waktu lampau maka itu akan membuat kehidupan anda di masa mendatang menjadi berduka.

Pepatah bijak mengatakan jadikan lah masa lalu sebagai pelajaran namun jika anda hanya larut di dalam nya,maka melupakan nya akan lebih baik.

Wassalmu’alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar