Kamis, 21 Agustus 2014

Karna Segumpal Daging

Assalamu'alaikum..

ibu, ibu adalah seseorang yang harus kita hormati, surga ada pada telapak kaki nya, seburuk buruk nya prilaku beliau kepada kita sebagai anak nya, tidak sepatut nya jika kita berani menentang kehendak nya apalagi ketika beliau adalah orang yang sangat penyayang, karna ridho ibu adalah ridho allah.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’, 17:23)


adakah manusia di antara kalian semua yang lahir batu? lalu bagaimana bisa kalian menghina ibu kalian dan menyia nyia kan nya. yang telah membawa kalian di dalam perut beliau selama sembilan bulan, bahkan dari suatu survey di dapati hanya seorang ibu yang cerdas lah yang bisa melahirkan keturunan keturunan yang cerdas pula, saya yakin para pembaca blog saya ini adalah orang orang yang cerdas maka dari itu berbakti dan menghormati serta menjaga nama baik ibu kalian adalah kewajiban, tidak hanya ibu bahkan ayah kita pun turut berperan penting bagi kehidupan kita, dengan keringat nya kita hidup hingga sekarang, bahkan sesuap bubur pertama kita peroleh dari rizki allah melalui tangan besi nya.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.S Ash Shaafaat, 37:102)



tidak ada perintah yang harus di tentang dari kedua orang tua kita selain mereka menyuruh untuk menyekutukan allah.


pagi ini begitu indah, burung burung bernyanyi, gemercik air hujan turun dengan sedikit demi sedikit membasahi bumi dari semalam.
seperti nya burung burung itu bernyanyi masih di sangkar nya, karna enggan membasahi bulu bulu mereka yang indah dengan air hujan.
andai peristiwa beberapa minggu lalu itu tidak terjadi, mungkin aku tidak akan terbaring disini sekarang.
"bagaimana keadaan mu sekarang,sayang?" terdengar suara ayah sedikit serak,mungkin beliau sedang batuk atau malah baru menangis. "hanida sudah baikan kok yah,kapan hanida bisa pulang, hanida sudah rindu rumah dan rindu adik adik hanida yang lucu lucu" jawab ku sambil tersenyum membayangkan wajah adik adik ku.
"tapi kondisi mu belum pulih benar hanida, luka operasi mu juga belum sembuh" sahut ayah.
....................................................

....................................................

"maaf bu, kami memanggil anda kemari karna ada hal yang harus kami beritahukan kepada anda, sebelum nya saya memohon maaf yang sebesar besar nya karna ini semua terjadi tidak lain juga karna kelalaian kami memperhatikan putri ibu di sekolah,kami meminta maaf yang sebesar besar nya" guru konseling berkata dengan sangat pelan hingga hampir tidak terdengar.
"memang nya kenapa dengan putri saya bu?"  balas ibu dengan nada panik, "anak ibu harus di istirahat kan di rumah, kami tidak bisa lagi membimbing belajar karna ananda hanida sedang positif mengandung" sahut guruku dengan mimik muka bersalah.
.................................................

.................................................

"hanida, jaga diri mu baik baik nak , buatlah bangga ayah mu yang sedang bekerja keras untuk biaya sekolah mu! beliau akan pulang beberapa bulan lagi setelah kau lulus, ayah mu pasti akan sangat bangga pada mu" ku bayangkan kembali kata kata ibu beberapa minggu yang lalu, namun itu hanya kenangan, karna aku tidak bisa membanggakan beliau lagi, ini semua salah ku, tidak bisa menjaga kehormatan sebagai seorang wanita apa lagi jika harus mengemban amanat berat untuk membuat ayah dan ibu ku bangga, aku hanya bisa menghancurkan perasaan mereka dan membuat mereka malu.
..............................................

..............................................

"hanida, dari mana saja kau jam segini baru pulang, kenapa kau harus pulang, pergi kau sekarang dari rumah ini, aku tidak punya anak seperti mu!!! kau hanya bisa membuat malu keluarga" bentak ibu pada ku, "hanida salah apa bu? hanida buat malu apa? kenapa ibu bicara seperti itu?"sahut ku dengan perasaan bingung, cemas, dan takut dengan kemarahan ibu, beliau tidak pernah semarah ini pada ku.
"ibu salah apa pada mu nak, ibu hanya ingin kau menjadi anak kebanggaan kami" ibu berkata sambil terus menangis dan bersimpuh di hadapan ku, aku tak kuasa melihat nya " maaf kan hanida bu, apa ibu sudah tahu bahwa hanida sedang mengadung, hanida tidak menginginkan nya bu, ini iniii semua khilaf bu, hanida khilaf, sungguh!!", ibu mengabaikan semua penjelasan ku, ibu malah berlari keluar, ingin rasa nya mengejar ibu tapi seperti nya ibu sangat terpukul bahkan aku pun begitu terpukul dengan apa yang terjadi, ibu sudah tahu bahwa aku telah di keluarkan dari sekolah.

............................................

...........................................

"anak pembawa sial,kau merusak seluruh hidup ku, kau menghancurkan masa depan ku, aghhh aku membenci mu!!!" teriakku sambil terus memukuli bayi yang ada dalam perutku, entah bayi atau ini hanya segumpal daging yang membawa sial, aku tidak mengerti, akku bingung, harus dengan siapa aku merawat daging ini, siapa yanng akan menjadi ayah nya, "yaaa ayah nya, aku harus menghubungi indra", aiiissshhh kenapa nomor nya tidak aktif, apakah aku harus kerumah nya? tapi aku tidak tahu alamat nya, bodoh nya aku tidak mengetahui apa apa tentang nya dan sekarang aku harus, aku harus apa? dan bagaimana?
.............................................

............................................

aku berusaha membunuh bayi ini, ku beranikan diri untuk menenggak cairan pelicin pakaian, mungkin ahh aku merasa sangat pusing, jantungku seperti akan meledak, isi perut ku seperti akan keluar dan mata ku ohh......
aku masih ingat betul kejadian bodoh itu, dan kini aku telah kehilangan segumpal daging itu, tak lupa seluruh masa depan ku dan kebanggaan ayah ibu tehadap ku, tapii ayah, kenapa beliau masih bersikap baik kepada ku, aku sungguh merasa bersalah kepada beliau, aku tidak patuh kepada keinginan beliau, aku tidak patuh kepada ibu,mereka bukan orang yang pantas untuk memiliki anak durhaka seperti ku dan aku harus pergi dari mereka.

_Sekian.


*Apa yang diinginkan orang tua, ketika itu tidak menyalahi aturan agama, ikuti lah kehendak nya, maka itu pasti demi kebahagian kita kelak. Semoga kita termasuk kedalam golongan anak anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Amin ^_^
*maaf ya akhiran nya kurang nyambung, setiap bikin postingan pasti selalu bingung bikin tamat nya..heuh ;(
* have fun for reading.

Wassalamu'alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar