Assalamu’alaikum..
Sebelum nya aku mengucapkan terimakasih kepada para pembaca,
karna sekarang pengunjung blog ku ini sudah hampir 200, angka yang sedikit
memang jika di bandingkan dengan blog blog terkenal lain nya yang sudah
memiliki ribuan atau bahkan sudah banyak yang mencapai jutaan. entah hanya
sekedar mengunjungi ataupun membaca tapi aku sudah sangat senang, aku harap
para pembaca dan pengunjung blog ku makin meningkat supaya aku bisa terus
belajar untuk memperbaiki postingan aku selanjut nya dan jadi semangat untuk posting
terus.
Selamat membaca.. ^_^
Ku pandangi terus album kenangan ini beserta foto foto di
dalam nya, melihat semua ini seperti meliahat suatu drama yang yang di putar
maraton, kejadian beberapa tahun silam, kejadian yang akan selalu abadi dalam
memori otak ku, suatu kisah cinta yang terpisah karna kasta.
“Qissi apa kamu jadi kembali ke kesana?” ku dengar suara
ayah ku membuyarkan lamunan ku, “ ehh iya yah, Qissi jadi pulang kesana, sudah
lama tidak bertemu ibu, Qissi rindu ibu sama adik adik juga” jawab ku, “tapi
ayah tidak bisa mengantar Qissi ya nak, karna ayah masih ada urasan bisnis
penting yang harus ayah selesaikan, tidak apa kan?” Tanya ayah ku dengan nada
sedikit menyesal, “iya yah, Qissi kan sudah besar” Balas ku dengan tertawa
kecil.
Sebentar lagi aku akan memutar kembali semua kisah itu tepat
di hadapan ku, aku akan bertemu langsung dengan pemeran utama nya.
Aku putuskan pulang karna selain rindu dengan ibu dan adik
adik ku, aku juga rindu pada sosok yang pernah mengisi hati ku selama 5 tahun,
seperti apa dia sekarang, ku dengar dari teman teman ku di sana, dia akan
menikah pada bulan September mendatang,
Masih aku ingat betul ketika dia menyematkan cincin di jari
manis ku, kejadian itu terjadi di bulan Januari, di dekat kandang rusa di
sebelah suatu gedung pemerintahan pada saat senja, entah mengapa dia memilih
tempat seperti itu, mungkin supaya ketika dia melihat rusa maka akan teringat
kepada wajah ku.
Sebelum nya dia pernah berjanji untuk menikahi ku, kejadian
itu terjadi setelah satahun kami menjalin cinta, tapi selepas setahun hubungan
kami di landa suatu ujian yang sangat berat, orang tua dari kekasih ku itu
tidak menyetujui hubungan kami, itu adalah suatu tembok besar yang harus kami
lalui, tapi sayang belum sempat kami meluluhkan tembok itu, orang tua ku
memutuskan untuk membawa ku pergi dan menjodohkan ku dengan pria lain.
Awal nya kami tidak bisa menerima semua itu, tapi lambat
laun keadaan mulai berubah, kami berusaha untuk mempertahan kan hubungan kami
hingga 2 tahun kedepan, sebisa mungkin kami nikmati hubungan kami yang akan
berakhir dengan pasti, dia berjanji akan selalu memberi kabar kepada ku, tapi
aku tak tahu yang membuat dia melupakan janji nya itu, tiba tiba saja aku
hilang kontak dengan nya dan sejak saat itu seseorang telah mengisi hati ku,
tidak semua ruang di dalam nya tapi hanya sebagian kecil karna sebagian ruang
di hati ku yang lain sudah di bawa pergi oleh kekasih ku itu.
“Sayang, aku dengar dari ayah, kamu akan pulang sendirian?”
terdengar suara Raka mengagetkan ku, “iya sayang, dua hari lagi berangkat”
jawab ku singkat, “ aku antar ya?” Tanya nya, “nggak usah sayang, aku bisa
sendiri kok” jawab ku segera menjawab tawaran nya, “ aku nggak bisa biarin kamu
pergi sendirian Qissi” dia berkata sambil mengusap rambut ku yang berbalut
jilbab, aku hanya menatap nya, seorang pria berbadan tegap dan berotot dengan
hidung yang mancung dan mata yang tajam, maklum saja, Raka blasteran
Indo-India, jadi dia bisa di bilang pria yang sempurna jika di lihat dari segi
fisik, di tambah lagi secara materi atau finansial dia tergolong oranng yang
berada, di usia yang masih muda dia pernah mengenyam bangku pendidikan di Mesir
tepat nya pada sebbuah universitas terkenal yaitu Al-Azhar.
Dan saat ini dia
telah menyelesaikan pendidikan nya sebagai sarjana muda pada pada sebuah
universitas terbaik di kota khatulistiwa dengan gelar dokter.
“tapi gimana dengan praktek kamu sayang?” balas ku dengan
bimbang, “gak papa sayang, aku bisa libur sebentar demi jagain kamu kok” Raka
membela diri agar tetap bisa mengantar ku dan aku putus kan dia bisa ikut
bersama ku.
…………………………………..
…………………………………..
Setelah perjalan dari bandara adi sucipto-yogyakarta akhir
nya mobil yang kami kendarai sampai pada suatu perbatasan desa dengan sebuah
gapura yang masih sama seperti dulu, bisa ku hirup udara yang masih sama
seperti dulu pula, namun bukan nya membuat nafas ku menjadi lega tapi udara ini
seperti menyesakkan rongga rongga dada ku, keringat dingin terur mengalir dari
telapak tangan ku, kurasa kan telapak tangnan Raka semakin erat menggenggam
tangan ku, mungkin ia juga mengetahui bagaimana perasaan ku sekarang, karna dia
juga mengetahui semuma tentang masa lalu ku bersama mantan kekasih ku itu.
…………………………………
…………………………………
Seperti nya kabar bahwa aku pulang kampung sudah terdengar
hingga ke penjuru dusun, apakah dia sudah mendengar kabar itu? Dua hari sudah
aku dan Raka menghabiskan waktu di kampung ini, tapi aku belum juga bertemu
dengan mantan kekasih ku itu, seperti apa dia sekarang? Apakah masih dengan
potongan rambut ala Malaysia nya atau sudah bergaya mandarin ya sekarang? Apa
masih sering mengenakan sarung kemana mana?m atau malah sudah berganti
mengenakan celana pensil dan kaos Olga? Aku penasaran sekali.
…………………………………
………………………………....
senja kali ini ku
habis kan waktu bersama Raka di sebuah bukit kecil di suatu desa yang sering
aku kunjungi bersama mantan kekasih ku itu, jalanan nya pun masih sama, masih
dengan bebatuan bebatuan kecil yang membuat pengendara motor sering menggerutu
saat melewati jalan itu, beda nya kali ini aku datang bersama calon suami ku,
Raka, dan yang membedakan pula kami tidak menggendarai motor melain kan mobil
Pazerro putih yang harus di parkir di bawah, kami berjalan beriringan, tak lupa
Raka selalu menggandeng tangan ku kemana pun kami melangkah, dia bilang takut
aku hilang karna jika berjalan aku lah yang selalu tertinggal di belakang karna
harus mengurusi high heels yang menancap di tanah dan terkena debu.
Kami duduk di atas gardu pandang, tempat yang sama pula
seperti 4 tahun silam saat Dimas mengecup lembut tangan ku dan menguntai
kalimat kaliamat cinta untuk ku, dan ku rasakan tangan halus raka mengusap
kepala ku sambil berkata “sayang, aku tak pernah meminta mu untuk melupakan
dia, tapi beri aku sedikit ruang pada hati mu,aku rela jika harus bersandingan
dengan dia di hati mu”, “kita pulang sekarang ya sayang, hari sudah gelap” ku
jawab tanpa mendengarkan kata katanya.
……………………………………
……………………………………
“Qissi sayang, itu ada undangan untuk mu” suara ibu
mengagetkan ku yang sedang bercanda dengan Raka, “Iyaa buk, sebentar ini abang
nggak mau lepasin tangan Qissi” teriak ku sambil terus tertawa, “ sayang, aku
mau lihat undangan nya nih, aku gelitik lho kamu nanti!” ancam ku pada Raka,
“ya udah sana gak usah bali lagi ya sayang,hehe” canda Raka sambil melempar ku
dengan kacang polong, dia memang sering jahil seperti itu, jika aku jauh dari
nya bahkan di telfon pun dia sering mengejek ku. Jahil nya itu yang paling aku
suka dari nya.
Dan ohh undangan dari siapa ini dengan sampul berwarna ungu
keemasan,segera ku buka sampul nya dan astaga bumi yang ku pijak seperti
berputar makin lambat, dan kurasakan seperti gempa dengan skala besar sedang
terjadi,hati ku seperti di sayat ribuan sembilu, bisa di tebak ini adalah
pernikahan “DIMAS DAN AZZIZAH”.
Seketika aku langsung duduk bersimpuh dan tak
sanggup berkata apa pun. Air mata ku sudah tidak dapat mengalir, aku hanya diam
dan terus terpaku dengan undangan ini.
“Honey, kamu ngapain sayang,kamu gak marah kan sama aku?”
suara Raka ku dengar sayup sayup di antara ribuan suara hati ku yang serasa
menggema, seketika ku peluk dengan erat Raka yang berada di hadapan ku,ku
hamburkan air mata ku di bahu nya, entah air mata entah ingus ku tumpah kan
semua di dekapan nya, belum selesai ku
menangis, ibu ku datang dan aku segera memeluk beliau, aku malah menangis
sejadi jadi nya, ku rasakan dada ku menjadi sangat sempit dan penuh dengan air
mata, oksigen pun terasa habis untuk ku hirup.
Dengan penuh kasih sayang ibu menasehati ku “ tenang lah
nak,engaku dan dia sudah memiliki takdir dengan jalan nya masing masing,
lupakan lah dia, cukup jadikan dia pelajaran dalam hidup mu, kamu mish punya
Raka, Qissi sayang”, aku coba untuk menenagkan diri ku. Aku coba mengendalikan
perasaan ku.
……………………………………
……………………………………
“Qissi sayang, kamu yakin akan datang keacara pernikahan
Dimas?” sudah kesekian kali nya raka bertanya kepada ku, “iya honey, aku yakin
kok, kamu siap siap gih, kita akan datang berdua” jawab ku mantap, Raka hanya
menatap ku.
Ku kenakan terusan berwarna hitam dengan payet emas di
sekitas pinggang,aku masih ingat betul dia sangat menyukai warna hitam walau
sebenar nya dia juga menyukai semua warna, dia selalu senang melihat ku
mengenakan baju terusan di banding celana celana jeans. Tak lupa juga jilbab
berwarna emas keberuntungan ku dengan ini aku harap aku bisa beruntung tidak
menangis saat mengucapkan selamat kepada nya. Satu lagi yang tidak boleh
tertinggal yaitu high heels kesayangan ku untung saja aku membawa nya dan
sedikit ku poles wajah ku dengan make up siapa tahu aku malah yang akan
mengalahkan kecantikan mempelai wanita nya.
“sayang yuk kita berangkat,kamu sudah siap kan?” Tanya ku
pada Raka, “kamu cantik sekali sayang, aku bangga memiliki istri seperti mu”
Raka malah memuji ku, “tapi tidak dengan Dimas yang….. sudah lah, ayo sayang”
balas ku sambil bergegas masuk ke mobil.
……………………………………………
……………………………………………
Ku lihat sepasang pengantin dengan adat jawa sedang
malukukan prosesi suap menyuap, semua mata terpaku pada raja dan ratu sehari
itu, aku bergegas mencari tempat duduk di paling dapan agar bisa menyaksikan
sepasang pengantin itu.ku tatap sesakma dari ujung kaki mempelai wanita, aku
seperti mengenal nya dan ku tatap sekali lagi sosok itu, ku putar kembali
memori beberapa tahun silam dan setelah ku ingat betul dia adalah mantan
kekasih Dimas sebelum menjalin hubungan dengan ku, dia terlihat semakin jelek
dengan gaun berwarna kecoklatan itu, kulit nya yang hitam sedikit coklat dan di
bubuhi bedak berwarna putih malah oohh dia terlihat seperti tembok yang baru
saja di beri kapur.
Entah Dimas mengingat ku atau tidak, tapi kami terus saja
saling bertatapan, aku tahu dia pasti memutar kenangan kenangan saat bersama
ku, aku tahu sampai kapan pun kami akan terus terikat dengan masa lalu kami.
_Sekian.
Lupakan lah masa lalu anda jika memang masa lalu itu akan
berimbas besar pada masa depan anda, tenggelam pada keadaan dimana anda merasa
bahagia pada waktu lampau maka itu akan membuat kehidupan anda di masa
mendatang menjadi berduka.
Pepatah bijak mengatakan jadikan lah masa lalu sebagai
pelajaran namun jika anda hanya larut di dalam nya,maka melupakan nya akan
lebih baik.
Wassalmu’alaikum.