Minggu, 08 November 2015

ALUNA



Assalamu’alaikum.

 


Salam sejahterah untuk para pembaca blog saya yang cantik dan tampan,semoga selalu dalam limpahan rahmat-Nya. Aamiin

 

Happy reading !

 

-

Cahaya nya masih sama,keemasan,teduh dan membuat siapa saja yang memandang nya otomatis menjadi pengangumnya pula,iya. Cahaya rembulan ! sering aku habiskan malam dengan berbaring dan bermandi cahayanya baik itu dari cahaya bulan atau gemintang, masih ku ingat betul ada seorang gadis yang selalu menyandarkan kepala nya di dada ku ketika aku sedang asik bermandi cahaya bulan dan gemintang, rambutnya tebal kehitaman dan ikal dengan panjang sepinggang tanpa poni,anggun sekali apalagi ketika ia menyibakkan rambutnya sungguh siapa saja akan terpaku belum lagi kilasan dari matanya yang tajam dengan bulu mata yang lentik,hidung mancung,dan bibirnya yang kemerahan tanpa polesan gincu. 

Yupp wajah yang sempurna tapi tetap saja sesempurnanya manusia tetap ada kekurangan nya,iya. Tinggi nya hanya sekitar 150an.hehe dia mungil postur tubuh dan wajahnya akan membuat orang menebak bahwa ia gadis berusia 17an padahal usianya sudah dua tahun lebih tua dari tebakan itu. Sudahlah cukup deskripsi tentang dia,Aluna. 

Gadis itu bernama Aluna yang beberapa bulan lalu hampir membuat jiwa ku terguncang.

-

“kamu yakin besok berangkat ke sana sayang?” tanya Aluna dengan nada ragu.

 “iya sayang,itu hanya dua tahun,aku harus lanjut studi disana,kamu jangan berfikir macam macam ketika selesai nanti aku akan segera kembali dan melamar mu lalu aku mencari pekerjaan disana kita menikah lalu kita  pindah kesana juga,aku janji sayang. Tidak akan ada yang berubah ” ku jawab dengan mantap pertanyaan Aluna.

Dia tidak merespon apa apa hanya menatap sayu kedalam bola mata ku lalu ku lihat bulir air mata ada di sudut matanya.

Ku sentuh pelan dagu nya ku bisik kan di telinga “aku mencintai mu,aku berjanji,semua ini juga demi masa depan kita sayang”.

Aluna menjawab lirih sambil terisak “aaa aku juga mencintai mu” kulihat matanya terpejam.

Dalam keadaan pejam seperti ini saja dia terlihat begitu anggun di tambah lagi sinar bulan yang mengenai wajahnya,beruntung sekali tuhan telah mengirimkan aku bidadari seperti Aluna. 

Ku kecup lembut bibirnya yang mungil kemerahan,dia hanya diam,aku memagut nya,air mata jatuh dipipi nya ku usap dengan lembut kemudian berganti ku kecup kedua bola matanya yang terpejam,dia tersenyum tipis.

-

Singapore 03 februari 2004,pertama kalinya aku habiskan malam bermandi sinar rembulan tanpa bidadari ku Aluna,aku harus kuat dan terbiasa dengan semuanya ketika semua tidak seperti biasanya lagi,mungkin ini harus ku lalui hingga 2006. 

Aku dan Aluna kerap kali berbincang melalui telfon atau email saat awal awal aku tiba di singapore,kami masih mesra seperti dulu,setiap malam kami bercerita tentang kerinduan,kerinduan,kerinduan dan kerinduan lagi, tak ada habisnya.

Hinga tiba saat pertengahan bulan juli 2005 aku sudah sangat sibuk dengan tugas tugas kuliah,tak ada lagi waktu untuk berbagi kisah kerinduan dengan bidadari ku,aku hanya memberi kabar ala kadarnya saja,kerap kali mengacuhkan pangilan dan email nya,aku juga merasa bahwa memang lebih sering membentak bentak Aluna akhir akhir ini,mungkin ini karna pikiran ku yang lelah berkutat dengan tugas kuliah setiap harinya.

Tapi Aluna tetap menghadapi ku dengan sabar bahkan ia tetap menceritakan kerinduan nya melalui pesan singkat ia juga sering bercerita kepada ku melalui email namun aku pikir itu tidak penting jadi sekitar bulan september 2005 aku tidak pernah lagi membuka email darinya bahkan aku juga tidak memberinya kabar tapi masih saja berdatangan email dari Aluna dan anehnya hati ku tak tergerak untuk sekedar membukanya,hari berganti minggu,minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun,akhirnya tiba juga di tahun 2006,genap dua tahun di singapore,aku telah menyelesaikan pendidikan ku.

Bahkan aku mendapat tawaran untuk bekerja di salah satu perusahaan terkenal yang ada di singapore,dengan bangga dan senang hati aku terima tawaran itu,entah setan apa yang telah menutupi pikiran dan hati ku,selama satu tahun lebih sekitar bulan maret 2008 aku baru teringat dengan bidadari ku. 

Ketika aku tak sengaja membongkar pakaianku yang ada di almari untuk menata nya kembali,ku lihat foto berukuran 5R sudah amat lusuh,seorang gadis menggelayut manja di lengan ku dengan senyum yang memamerkan gigi gigi kelinci nya,mengenakan gaun merah muda tanpa lengan,rambutnya tergerai,cantik sekali,ini bidadari ku,lutut ku bergetar hebat tak mampu menopang badan ku,aku terduduk di lantai,lemas takberdaya,tak terasa air mata ku mengalir dari sudut mata,memutar kejadian tahun tahun yang telah lalu.

Apa yang telah aku lakukan pada Aluna ku? Ini sudah berapa tahun? Berapa lama bidadari ku itu menanggung rindu? Betapa hatinya yang lembut telah ku sayat sedemikian dalam? Bagaimana dia sekarang? Akan kan tetap mencintai ku? Segera ku ambil laptop dan membuka email,ku lihat ada ratusan inbox dan bisa kalian tebak itu dari siapa? Iya,itu semua dari Aluna,dan email terakhir di bulan juni 2007,bidadari ku bilang bahwa orang tua nya telah menjodohkan dia dengan pemuda dari kampung tetangga,tubuhku bergetar hebat,seketika seperti ada yang meremas paru paru ku,membuat sesak di dada. 

Tidak berfikir panjang lagi aku segera mencari tiket pesawat terbang ke indonesia,ya aku harus segera kembali ke semarang.

-

Setibanya aku di kampung halaman orang kampung banyak yang bertandang kerumah untuk menyambutku tapi,tapi fikiran ku kacau aku ingin segera bertemu dengan Aluna,saat itu adzan isya dan aku putus kan untuk pergi ke masjid yang tak jauh dari rumah,sepulang berjalan kaki dari masjid pikiran ku masih terbayang bayang tentang Aluna,hingga membuat ku tidak fokus dan menabrak dari belakang seorang wanita hamil yang aku perkirakan kandungan nya sekitar 7 bulanan bersama seorang pria tinggi tegap dengan rambut cepak ala ala TNI,wanita itu melengguh “aduh” sembari menoleh kebelakang,dan betapa terkejutnya aku wajah ituuuu,dia bidadari ku, Aluna. Kami berpandangan cukup lama,dia menggenggam erat tangan seorang pria yang ada di samping nya,air matanya mengalir,matanya sayu menatap ku,pria itu hanya terbungkam penuh tanya. Aku tidak bisa berkata apa apa. Semua terjadi begitu cepat Aluna dan pria itu tiba tiba saja sudah berbalik berjalan dengan terburu buru sedangkan aku masih disini,terdiam,tanpa sepatah kata pun,aku kehilangan bidadari ku,Aluna ku,rembulan ku,dia menjadi milik orang lain sekarang.

Aku terpuruk cukup lama,kehilangan pekerjaan dan karir ku di luar negri,bahkan aku juga sempat kehilangan semangat hidup,kehilangan Aluna membuat ku hampir juga kehilangan akal sehat tapi orang orang di sekiar ku terutama kedua orang tua ku lambat laun bisa menyadarkan ku bahwa aku harus move on dari Aluna,jika tidak bisa move on darinya setidak nya aku harus bisa melanjutkan hidup,menata kembali kehidupan ku.

 

-S E K I A N-


Wassalamu’alaikum.

2 komentar: